Jakarta - Indosat Ooredoo cuma tertarik menambah satu blok kanal selebar 5 MHz dari dua yang tersedia dengan total 10 MHz untuk tambahan 3G di spektrum 2,1 GHz yang rencananya akan diseleksi pemenangnya di awal 2016 mendatang.
Di spektrum tersebut, Indosat baru memiliki 10 MHz. Jumlah ini sama dengan yang dikuasai Hutchison 3 Indonesia alias Tri. Namun di bawah Telkomsel dan XL Axiata yang masing-masing punya tiga blok dengan total 15 MHz.
"Kita pasti minat untuk 2,1 GHz. Tapi kita lihat juga pemerintah mau lepasnya bagaimana, apakah mau dibikin 5 MHz atau langsung 10 MHz," kata President Director & CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli saat ditemui di Kantor Indosat, Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Alex mengatakan, dari dua blok yang akan segera dilepas oleh pemerintah, Indosat Ooredoo hanya membidik satu blok saja. Menurutnya, satu blok saja sudah cukup untuk ekspansi 3G maupun tambahan buat carrier aggregation 4G dengan 900 MHz dan 1.800 MHz.
"Kalau tidak menguntungkan, kami lebih baik tambah site (BTS 3G/NodeB) daripada harus ambil dua blok. Tapi, kalau satu kami masih tertarik sampai saat ini," ungkap Alex yang pernah jadi staf khusus Sofyan Djalil saat jadi Menkominfo dan Menteri BUMN.
Seperti diketahui, dua blok yang tersisa di blok 11 dan 12 rencananya akan diseleksi melalui mekanisme beauty contest atau lelang. Hasil dari pelepasan blok tersebut akan jadi pemasukan negara lewat PNBP alias Pendapatan Negara Bukan Pajak.
"Satu blok kosong itu harganya Rp500 miliar. Kalau dua, berarti Rp1 triliun. Nanti uang tersebut akan jadi pemasukan untuk PNBP," ujar Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI), Kementerian Kominfo, Muhammad Budi Setiawan.
Diketahui, pada pita frekuensi 2,1 GHz telah diisi oleh empat operator seluler GSM untuk 3G, yaitu Hutchison 3 Indonesia (10 MHz di blok 1 dan 2), Telkomsel (15 MHz di blok 3, 4, dan 5), Indosat (10 MHz di blok 6 dan 7), serta XL Axiata (15 MHz di blok 8, 9, dan 10).
Selain Indosat, ketiga operator lainnya juga berminat untuk menambah kepemilikan kanalnya. Kalau dilihat dari penempatan posisi, yang paling diuntungkan adalah XL karena posisinya bersebelahan dengan blok 11-12 peninggalan Axis Telekomunikasi Indonesia.
Namun Telkomsel dan Tri juga tak mau tinggal diam. Telkomsel mengaku bersedia untuk memenangkan semuanya jika memungkinkan. Sementara Tri, juga butuh untuk menunjang ekspansi layanan datanya. Harus diakui, dari keempat operator ini, Tri yang paling megap-megap kekurangan sumber daya frekuensi.